Search
Search
Close this search box.
Refelksi
Sekolah Penggerak dan Kurikulum Merdeka: Antara Perubahan dan Keberlanjutan

Esai_Endang Daruqutni (Kepala Sekolah Penggerak_SMPN 1 Gunungsari)

Transformasi pendidikan di Indonesia semakin dirasakan melalui implementasi Kurikulum Merdeka yang diintegrasikan dalam Program Sekolah Penggerak (PSP). Program ini hadir sebagai upaya menciptakan sistem pembelajaran yang lebih inklusif, adaptif, dan berpusat pada kebutuhan siswa. Di tengah dinamika perubahan kebijakan, terutama setelah pergantian Menteri Pendidikan, esensi dari PSP tetap dijaga agar prinsip pemberdayaan, pendampingan berkelanjutan, dan inovasi pembelajaran tetap berjalan.

PSP telah berhasil menghadirkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang mendorong guru memahami karakteristik dan kebutuhan masing-masing siswa. Proses belajar mengajar pun tidak lagi seragam, melainkan disesuaikan dengan kemampuan serta minat peserta didik. Inovasi dalam asesmen, baik formatif maupun sumatif, memberikan ruang bagi guru untuk mengevaluasi perkembangan siswa secara menyeluruh dengan umpan balik yang bermakna.

Peran teknologi dalam pembelajaran semakin terasa melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), yang kini berganti nama menjadi Ruang GTK, yang memungkinkan guru mengakses berbagai referensi, bahan ajar, dan praktik terbaik. Hal ini turut meningkatkan kompetensi guru dalam mengintegrasikan teknologi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Keterlibatan orang tua dan komunitas sekolah juga diperkuat melalui berbagai kegiatan kolaboratif, menciptakan lingkungan belajar yang lebih suportif.

Dalam rangka mendukung implementasi PSP, berbagai jadwal kegiatan telah disusun oleh pemangku kepentingan agar program berjalan sesuai rencana. Selain lokakarya yang telah diagendakan—meskipun masih menghadirkan ketidakpastian, seperti yang terlihat pada lokakarya terencana awal semester di bulan Januari dan Februari—terdapat pula jadwal penting lain yang mendukung keseluruhan proses. Jadwal pelatihan dan workshop intensif, pendampingan rutin melalui kunjungan atau sesi daring, serta webinar untuk berbagi praktik terbaik merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas guru. Rapat koordinasi, yang dilakukan oleh PMO Daerah berperan penting dalam menyelaraskan visi dan strategi di lapangan. Di samping itu, terdapat juga jadwal refleksi dan observasi kinerja guru  yang tidak bisa dipisahkan dari rangkaian yang melekat pada PSP  di satuan pendidikan seperti PMO Sekolah  yang dirancang untuk mengevaluasi dampak dan kemajuan program secara menyeluruh serta menyusun perencanaan tindak lanjut yang tepat.

Meski terdapat berbagai pencapaian, tantangan juga masih harus dihadapi. Kesiapan dan akses terhadap teknologi tidak merata, terutama di daerah terpencil. Beban administratif yang tinggi mengurangi waktu guru untuk fokus pada peningkatan kualitas pengajaran, sementara perbedaan tingkat kesiapan antar sekolah menimbulkan disparitas dalam pelaksanaan PSP.

Keberlanjutan program sempat menuai rasa pesimis di kalangan pendidik, terutama karena ketidakpastian informasi pelaksanaan kegiatan penting. Contohnya, lokakarya yang telah dijadwalkan pada awal semester belum menunjukkan kejelasan mengenai pelaksanaannya. Kekurangan koordinasi dan komunikasi menjadi faktor yang memperkuat kekhawatiran tersebut.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, telah diupayakan solusi strategis. Peningkatan akses infrastruktur dan teknologi melalui kerja sama pemerintah daerah dengan lembaga swasta menjadi prioritas, begitu pula dengan penyederhanaan proses administratif melalui sistem daring agar guru dapat lebih fokus mengajar. Pelatihan dan pendampingan berkelanjutan, baik secara tatap muka maupun melalui platform digital, turut membantu meningkatkan kompetensi guru. Pemetaaan kebutuhan spesifik setiap sekolah dan optimalisasi pendanaan dari berbagai sumber juga menjadi langkah strategis untuk memastikan program berjalan merata dan tepat sasaran.

Di tengah transisi kebijakan pasca pergantian Menteri Pendidikan, muncul pula wacana bahkan sudah pada tahap sosialisasi dan implementasi  mengenai pendekatan deep learning sebagai bagian dari transformasi pendidikan. Pendekatan ini menekankan pemahaman mendalam dan penguasaan keterampilan yang lebih bermakna, sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka. Meskipun format implementasi kurikulum di lapangan mungkin mengalami perubahan, esensi dari PSP sebagai wadah pemberdayaan dan inovasi pembelajaran tetap dapat berlanjut. Selama semangat pembelajaran yang berpusat pada siswa, asesmen yang variatif, serta pemberdayaan guru dan komunitas dijaga, keberlanjutan program akan tetap terjaga meski menghadapi dinamika kebijakan.

Ke depan, penting bagi seluruh pemangku kepentingan—pemerintah daerah, sekolah, guru, orang tua, dan komunitas—untuk terus memperkuat komunikasi dan koordinasi. Upaya ini sangat krusial dalam mengatasi ketidakpastian pelaksanaan kegiatan seperti lokakarya, rapat koordinasi, dan jadwal PMO. Dengan komitmen bersama dan penyesuaian terhadap perubahan, PSP diharapkan dapat mewujudkan visi pendidikan yang lebih inklusif, responsif, dan berkelanjutan, meskipun tantangan selalu hadir sebagai bagian dari perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah.

#terusbergerakbergerakterus

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait